Hakikat Kekayaan Yang Sebenarnya

Hakikat Kekayaan Yang Sebenarnya

Hakikat Kekayaan Yang Sebenarnya. Tentunya setiap orang akan memilih menjadi kaya Apabila anda disuruh memilih antara kaya atau miskin.Hal ini sangatlah wajar dan masuk akal. Bahkan mungkin tidak ada seorangpun yang ingin dirinya menjadi orang miskin.

Dengan kekayaan (uang) melimpah, Anda dapat memperoleh segala yang Anda butuhkan dan menikmati fasilitas yang barangkali orang lain tidak mampu menikmatinya. Namun Apa jadinya apabila dunia ini hanya dipenuhi oleh orang kaya saja, atau sebaliknya. Jelas roda kehidupan tidak akan berputar dengan baik.

Kaya dan miskin adalah ketetapan dari Allah yang harus disikapi dengan bijak, Ketahuilah bahwasanya kemiskinan dan kekayaan hanyalah ujian. Kaya atau miskin bukan urusan mulia atau hina. Kekayaan bisa berarti siksaan, sedangkan kemiskinan bisa jadi karunia.

Keduanya tidak lebih dari ujian; mana yang mulia atau mana yang hina tergantung bagaimana masing-masing di antara Anda menyikapi ujian tersebut.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya:
“Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, ‘Rabbku telah memuliakanku.’ Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, ‘Rabbku menghinaku.’ Sekali-kali tidak (demikian).” (QS. Al-Fajr: 15-17)

Apa hakikat kekayaan yang sebenarnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya :
“Kekayaan yang Hakiki bukanlah diukur dengan banyaknya harta. Namun kekayaan yang hakiki adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)

Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, “Hakikat kekayaan sebenarnya bukanlah dengan banyaknya harta. Karena begitu banyak orang yang diluaskan rizki berupa harta oleh Allah, namun ia tidak pernah merasa puas dengan apa yang diberi. Orang seperti ini selalu berusaha keras untuk menambah dan terus menambah harta. Ia pun tidak peduli dari manakah harta tersebut ia peroleh. Orang semacam inilah yang seakan-akan begitu fakir karena usaha kerasnya untuk terus menerus memuaskan dirinya dengan harta. Perlu dikencamkan baik-baik bawa hakikat kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati (hati yang selalu ghoni, selalu merasa cukup). Orang yang kaya hati inilah yang selalu merasa cukup dengan apa yang diberi, selalu merasa qona’ah (puas) dengan yang diperoleh dan selalu ridho atas ketentuan Allah. Orang semacam ini tidak begitu tamak untuk menambah harta dan ia tidak seperti orang yang tidak pernah letih untuk terus menambahnya. Kondisi orang semacam inilah yang disebut ghoni (yaitu kaya yang sebenarnya).”

Kekayaan hakiki bukan terletak pada banyaknya harta, deposito, saham, dan properti. Tapi kekayaan yang hakiki adalah kaya hati yang selalu qona’ah (merasa puas) dan merasa cukup dengan rezeki yang Allah beri.

Semoga Bermanfaat

Sumber
Sri Wahyuni

0 Response to "Hakikat Kekayaan Yang Sebenarnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel