Inilah Alasan Tidak Boleh membandingkan Anak
Inilah Alasan Tidak Boleh membandingkan Anak. Mengapa Jangan pernah membandingkan anak. Karena setiap mereka punya keistimewaan masing-masing. Umar bin Khatab hebat tapi tidak pernah dipilih menjadi panglima perang. Karena basicnya Umar tempramental, Maka yang selalu terpilih jadi panglima perang adalah Khalid bin Walid yang tenang dan bisa mengambil keputusan dengan tepat di lapangan karena ketenangannya.
Anak yang cengeng bisa jadi ia mempunyai potensi perasa. Gampang memahami perasaan orang dan mudah berempati.
Anak yang cerewet, maka poleslah agar kedepannya ia menjadi seorang penceramah yang mampu menyentuh kalbu.
Anak yang keras kepala bisa jadi ke depannya ia adalah pemimpin besar.
Kenakalan adalah jeritan hati yang belum ketemu jalan keluarnya atau potensi yang belum tampak buahnya. Ibaratnya pohon yang belum berbuah dikasih pupuk dan air yang banyak. Akhirnya busuk. Yang diperlukan adalah kesabaran dengan pupuk yang tepat.
Anak yang suka suudzon bisa jadi kedepannya menjadi detektif, aparat penegak hukum yang membutuhkan potensi analisa dan kewaspadaan.
Motivasi dari luar atau training sekarang SDH tidak laku. Karena tidak dianggap efektif. Yang sekarang laku adalah motivasi dari dalam diri sendiri.
Apapun yang Allah berikan pada anak kita harus ridha. Karena keridhaan orang tua adalah awal membuka potensi anak-anak nya..
Membesarkan anak bukan untuk menjadi sarjana, tapi menjadi pembangun peradaban.
Anak dibawah 7 tahun harus dikenalkan dengan aqidah tapi jangan doktrin dan penuh ketakutan misalnya tentang neraka, tapi ceritakan dengan cinta misalnya tentang pesona surga. Buat anak terpesona dengan Rabb nya. Perintah shalat adalah 7tahun. Jadi jangan paksa anak tertib shalat sebelum 7tahun.
Anak di bawah 7 tahun masih individualitas karena belum paham rules. Egosentris. Jadi normal dan wajar jika punya keinginan atau tidak mau berbagi.
Anak-anak yang puas egonya di bawah 7 tahun akan mudah berbagi setelahnya. Tapi jika dibawah 7 tahun sudah diciderai fitrahnya ia akan menjadi anak yg gugup, Tidak mampu mengambil keputusan, dll.
Ajari anak cinta buku bukan bisa baca buku. Karena anak yang cinta buku akan membaca seumur hidupnya.
Tugas kita bukan sebanyak apa mengajarkan pengetahuan karena ilmu pengetahuan berkembang terus menerus. Tugas kita adalah menanamkan kepada anak-anak aqidah yg kuat shg semua persoalan dialam semesta mereka mampu membaca dan memecahkannya.
Kenangan indah dengan orang tua saat kecil, akan terekam dan membekas di ingatan anak-anak di masa depannya.
Kalau kita sibuk mendidik anak 0-15 tahun, setelah 15 tahun kita akan menuai senyuman. Jika kita lalai mendidik anak 0-15 tahun, maka kita akan menuai kesedihan.
Jangan menyerahkan anak sepenuhnya ke sekolah. Apalagi hanya pada seorang pengasuh. Tapi orang tua harus langsung hands on. Umur 0-2 tahun harus berada langsung dalam asuhan ibu sesibuk apapun ibu. Ingat seorang ibu memang ditugaskan hanya sibuk mengurus anak bukan yang lainnya.
Tumbuhkanlah fitrah dengan baik. Fitrah based education adalah menyiapkan anak-anak kita mempersiapkan peradaban.
Konsep fitrah yang harus tumbuh semua. Bukan pilihan.
- Fitrah keimanan : aqidah yang kuat
- Fitrah belajar : keingintahuan modal profesional, inovasi.
- Fitrah bakat : potensi
- Fitrah seksualitas : berfikir dan bersikap sesuai gender.
- Fitrah jasmani
- Fitrah bahasa
- Fitrah individualitas
- Fitrah perkembangan.
Anak hebat lahir dari ayah yang hebat. Kuatkan lisan dan pendengaran. Dialog orang tua dan anak banyak di Al-Qur'an antara ayah dan anaknya.
Anak laki laki usia 7-10 tahun dekatkan anak laki-laki dan ayah nya , naik gunung , dan permainan kelaki-lakian nya. Agar di masa depannya anak laki laki tumbuh menjadi laki laki yang kelaki-lakian.
Anak perempuan usia 7-10 dekatkan pada ibunya. Libatkan mereka masak, menjahit mukenanya, dan peran perempuan-perempuan lainnya.
Anak laki-laki usia 11-14 dekatkan dengan ibunya agar ia tahu peran lawan jenis nya. Kedepannya ia akan tahu bagaimana memperlakukan perempuan atau istrinya. Anak perempuan usia 11-14 dekatkan dengan ayah agar ia bisa menilai mana laki-laki baik dan tidak di masa remaja dan dewasa nya .
Bagaimana jika usia 9 tahun belum mau shalat? Maka ulang lagi basic fitrah 0-7 tahun. Dimana peran ibunya ? Interopeksi buat sang ibu.
Yakinlah pada fitrah anak jangan khawatirkan rezekinya di masa depan.
Ingat bgmn wasiat Nabiyullah Yaqub ketika mau meninggal ? Beliau tdk pernah takut anaknya kelaparan atau miskin. Tp takut jika anak2nya menyimpang dari agama Allah.
Harta adalah masalah remeh dan rendah. Adapun fitrah aqidah anak adalah yang paling berharga.
0 Response to "Inilah Alasan Tidak Boleh membandingkan Anak"
Post a Comment