Beberapa Pendapat Tentang Fenomena Batu Akik
Beberapa Pendapat Tentang Fenomena Batu Akik. Semenjak batu akik mulai popular diindonesia. Banyak dari masyarakat mulai berburu baru akik bahkan ada yang menjadikannya sebagai mata pencaharian. Berbagai jenis batu akik sekarang ini adalah batuan yang berasal dari mikro kristal kuarsa dengan tingkat kehalusan dan kecerahan warnanya yang berbeda. Dalam perkembangannya, batu akik di Indonesia menyimpan banyak makna, seperti pengasihan, menunjukkan pesona asmara, rasa tentram bahkan membawa kewibawaan dan karisma pemakainya. Sebenarnya fenomena ini berdampak positif sebab nilai jual batu akik sangat menggiurkan. Berikut adalah beberapa Pendapat tentang Fenomena Batu akik yang dikutip dari berbagai sumber.
Menurut psikologi keuangan, fenomena batu akik ini biasa disebut dengan “ekonomi gelembung” yang artinya suatu gejala ketika kita semua tenggelam dalam antusiasme yang lebay atau Irrational Exuberance. Analoginya kayak balon yang terisi udara yang makin lama makin membesar kemudian pecah dan tidak berisi apa-apa, kosong.
Nilai Jual Batu Akik Yang Sangat Tinggi. Harga jual batu akik tergantung dari warna, tingkat kejernihan, ukuran, dan kekerasan batu. Contoh Batu bacan dengan berat 5 gram dijual Rp 3 juta-Rp 5 juta per butir. bahkan batu bacan seberat 20 gram dengan harga Rp 30 juta-Rp 50 juta per butir. Batu bacan kini menjadi batu termahal yang dilirik oleh pasar Taiwan hingga Jepang. Ledakan batu akik yang terbentuk dari aktivitas magma ini memang menggiurkan. Harga yang melambung tinggi membuat orang terlena. Boleh saja jatuh cinta pada kecantikan akik, asal tidak kecanduan lalu menyesal kemudian.
Menurut Mukhlis Yunus, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, ledakan batu akik ini sebagai fenomena sesaat layaknya fenomena ikan louhan, tanaman anthurium, bunga euphorbia, beberapa tahun lalu di Indonesia. "Hanya saja, karena benda mati, fenomena batu akik kemungkinan dapat bertahan cukup lama,". Masyarakat bersikaplah sewajarnya dalam menyikapi ledakan batu akik. Sebab, hingga kini, batu akik belum memiliki standar harga di pasaran. Selain itu, batu tersebut belum memiliki sertifikasi yang bisa menjaga harga dan keasliannya. keadaan ini dapat memicu perubahan yang tidak bisa diprediksi, yakni bisa terus melonjak ataupun jatuh secara tiba-tiba. "Untuk itu, batu alam belum bisa menjadi investasi jangka panjang seperti emas,"
Menurut Yani Abdul Majid, buat pencinta batu akik untuk segera membuat sertifikasi batu. Setiap hari, Tasbih Gems Lab mengeluarkan 20-30 sertifikasi batu yang antara lain berisi tentang asal-usul batu.
Menurut Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Aceh Muhammad Nur, musim batu Akik dapat mengancam kelestarian alam di lokasi sumber bahan batu, "Situasi seperti ini dapat memicu masyarakat melakukan penambangan secara masif tanpa memikirkan dampak buruk terhadap lingkungan,"
bisnis batu perhiasan atau batu mulia khususnya batu akik saat ini tengah booming. Tren batu akik juga banyak membuka peluang usaha baru di daerah. Peluang usaha batu akik tidak hanya ada pada penjual atau pedagang batu akik itu sendiri, tapi juga ada penambang, pengasah batu akik sampai dengan perajin batu akik. Oleh Karena begitu menjanjikannya bisnis batu akik ini, menjadikan peluang usaha ini begitu ‘seksi’ untuk digeluti. Betapa tidak, batu kecil yang seperti tidak ada harganya itu, ketika sudah dipajang di showroom akan memiliki nilai yang sangat mahal sekali.
Dan Masih Banyak Lagi Tanggapan serta pendapat tentang Fenomena Batu Akik.
Dikutip Dari Berbagai Sumber
0 Response to "Beberapa Pendapat Tentang Fenomena Batu Akik"
Post a Comment